Aku adalah cahaya kecil di sudut matamu, tapi kau mencari bintang di langit biru. Aku berbisik, memanggil namamu, namun suaramu menjawab bayangan yang lalu. Aku ada, tapi tak pernah nyata, seperti jejak di pasir yang dihapus ombak. Setiap senyum yang kau ukir untukku, hanyalah pantulan dari cinta yang retak. Aku memberi segalanya, tak bersisa, namun rindumu berlabuh di dermaga berbeda. Kau genggam tanganku, tapi hatimu mengelana, menelusuri bayang yang tak ingin sirna. Haruskah aku merelakan mimpi terburuk ini, mencintai tapi tak pernah dipilih? Seandainya kau lihat betapa dalamnya kasih, namun aku bukan yang kau cari, hanya pelipur lara yang singgah dan pergi. Dia tahu, hatimu memanggil namanya, aku hanya angin yang berlalu. Ku kejar senyummu yang terakhir, karena ku bukan dia yang kau rindu.
Cinta dan Kopi
Blog yang sering ngomongi kopi sambil curhat tentang kehidupan pribadi.