Langsung ke konten utama

3 Persepsi Dasar dalam Berinteraksi

Pada kesempatan pembahasan public speaking kali ini, kita membahas terlebih dahulu apa yang mendasari atau sebagai dasar utama seseorang mau dan mampu berbicara di depan publik. Tidak lain adalah persepsi. Mengapa persepsi? Persepsi adalah cara pandang kita terhadap sesuatu berdasarkan dari masa lalu baik itu pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan dimana kita berada.

3 persepsi dasar dalam berinteraksi


Yang pertama adalah, bagaimana kita menilai diri sendiri, bagaimana kita menilai orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan orang lain menilai kita. Kita mulai yang pertama, bagaimana kita menilai diri sendiri.

Ini menarik. Bagaimana menilai diri sendiri? Jadi kalau kita bicara persepsi adalah modal dasar dalam kita berinteraksi dengan pihak lain, adalah bagaimana menilai diri sendiri. Kalian kalau di rumah ngaca nggak sih kalau mau berangkat atau keluar rumah? Pasti ya dong. Yang cowok? Saya yakin pasti. Anda ngaca dulu. Ini pantas nggak ya buat saya? Saya lagi cantik enggak ya? Saya ganteng enggak ya? Saya oke enggak ya? Gitu ya. Nah, kalau Anda sudah merasa, menatap di kaca, dan oke, saya pantas pakai baju ini. Ini adalah modal awal dalam Anda melangkah keluar rumah. Percaya diri. Ya, saya lagi enak, saya lagi cantik, saya lagi ganteng, saya enak. Bukan orang lain kok yang bilang Anda cantik, yang bilang Anda ganteng, tapi yang penting adalah diri Anda sendiri sudah positif berpikir tentang diri Anda. Oke bisa dipahami ya? Jadi pertama adalah bagaimana saya, bagaimana Anda menilai diri Anda sendiri, menilai diri saya sendiri.

pembicara yang hebat

Yang kedua, adalah bagaimana saya menilai orang lain. Nah, ini penting. Pentingnya apa sih? Tatkala saya bertemu orang di jalan. Ini belum berkomunikasi, belum berinteraksi, hanya sekadar bertemu. Saya sudah menjustifikasi orang tersebut, entah karena dandanannya, entah karena ekspresi muka, atau yang lain. Itu enggak boleh. Yang harus kita lakukan adalah kita harus bepikir selalu positif terhadap orang lain. Contoh kalau kita menilai orang salah, misalnya. Anda pernah naik bis kota? Begitu penuh, gitu ya, buat yang pernah naik bis kota ya. Kadang-kadang kalau karena kita saling berhimpitan gitu ya, kalau sebelah kita ada cowok yang rapi, bersih, apalagi ganteng, kita diam saja dong. Ya kan? Berdirinya diam saja. Tapi sebaliknya, kalau sebelah kita sudah bajunya lusuh, gitu ya. Terus kemudian acak-acakan, gitu. Kesan yang ditimbulkan adalah pasti orang ini jorok. Orang ini enggak bersih. Gitu. Akhirnya kita agak, agak menyingkir. Betul enggak? Mungkin itu pengalaman pribadi ya. Tapi saya rasa semua Anda mengalami hal demikian. Nah, ini yang tidak boleh. Bahwa kita harus memberi nilai positif kepada semua orang, gitu. Walaupun kita tetap harus berhati-hati.

berpikir positif

Yang ketiga, yang menarik adalah, bagaimana tatkala kita mempersepsikan orang lain menilai kita. Ini agak susah. Contohnya gini. Kalau kita ketemu dengan seseorang, kemudian kita belum berbicara, baru bertemu. Orang itu tersenyum. Biasanya kita greetings ya, memberikan salam ya, kalau ada dalam satu lift, atau bagaimana gitu ya. Kemudian orang itu misalnya senyumnya ya sedikit menyeringai gitu ya, senyumnya sinis gitu. Kemudian melihat kita dari atas-bawah, ngeliatin dari atas-bawah gitu, enggak enak gitu. Apa yang terjadi? Kita ini akan merasa bahwa, "pasti orang itu enggak senang deh sama saya". "Pasti saya jelek". 'Pasti saya enggak enak". Dan segala macam. Nah ini penting sebagai modal awal supaya kita bisa confidence. Kalau kita selalu berpikir positif dan persepsi dalam kepala kita yang terbentuk itu bagus, maka itu adalah langkah awal untuk berinteraksi. Perlu diingat ya. Berbicara di depan publik pasti kita akan maju ke depan. Di depan sekian orang, berbicara di hadapan berbagai macam orang. Kalau kita mempunyai satu saja penilaian yang salah baik itu tentang diri kita, tentang orang lain, dan tentang bagaimana orang itu menilai kita, sudah kacau. Kita menjadi nervous. Kita menjadi tidak percaya diri. Contoh yang sederhana saja. Kalau kita biasa pakai baju yang misalnya bajunya hijau, sepatunya hijau, tasnya hijau gitu ya. Suatu saat, dia lupa nih, enggak membawa sepatu hijau. Sepatunya akhirnya hitam gitu. Itu akan mengurangi rasa percaya diri dia juga gitu. Itu satu contoh yang sederhana dan mungkin terlalu ekstrem gitu ya. Tapi yang penting, kalau kita merasa sudah mengaca di depan kaca, awal kita sudah oke, itu adalah modal awal.




Dian Budiargo, Universitas Terbuka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal Usul Banyuwangi

Bagaimana asal-usul Banyuwangi? Kalau jawaban yang anda harapkan adalah rujukan sejarah, yang akan anda temui hanyalah rasa frustasi. Tak ada rujukan tertulis dalam laporan resmi Belanda (misalnya dari regent Banyuwangi ke gubernur jenderal di Batavia) atau catatan pribadi tentara Belanda atau tentara Inggris (yang juga pernah menduduki Banyuwangi).

Arti Cinta Sebenarnya

Jangan berkecil hati kalo kondisi ekonomi nggak sebagus teman kita. Jangan pula minder kalo tongkrongan kita kebetulan masuk kategori wayang golek di jajaran paling pinggir. Justru sebaliknya, kita harus bangga karena kita masih memiliki satu rasa, yakni   rasa suka . Rasa suka bisa mengalahkan logika, lho. Buktinya lihat deh film   Aladdin . Putri Jasmine bisa jatuh hati sama Aladdin yang Cuma pemuda miskin. Itu karena Putri Jasmine punya rasa suka kepada Aladdin yang nggak bisa dibendung oleh siapapun. Coba tengok film   Beauty and the Beast.   Betapa putri cantik busa runtuh dan luluh hatinya di hadapan sosok yang buruk rupa. Mungkin kamu protes karena contoh yang saya paparkan adalah cerita fiksi. Protes kamu saya terima. Tapi, sekarang lihat lingkungan sekitar kamu. Jadilah peneliti kecil – kecilan untuk memantau setiap pasangan suami – istri yang ada di kelurahanmu. Kemungkinannya sangat besar kalo ada seorang suami yang tampanganya kartu mati alias suka u...

Download Miradi Buat Kamu Designer Lingkungan

hai hai hai... jumpa lagi nih.. kali ini aku pengen nge- share software nih. sudah tau kan software Miradi buat apa? loh koq belum tau? Jadi, software ini digunakan untuk mendesain lingkungan. Nah buat kamu, iyaa kamu yang sekarang jadi kepala proyek pembangunan di bidang lingkungan software ini bakal berguna banget. Yakin deh.. Buat mahasiswa konservasi pasti tak jauh dari software ini *ya iya lah, emang bidangnya * Nah kadang sulit juga mendapatkanya kan? yang asistennya sulit ditemuin, yang nggak ada flashdisk lah, yang nggak ada waktu lah, yang bla bla bla dan bla.... Nah.. karena aku juga sempat mengalami kejadian seperti itu, aku gak mau dong, temen - temen yang lain mengalaminya juga. Nggak enak di sini loh *nunjuk hati* Untuk itu, mumpung kita kan orang baik, aku share nih. Ya biar dapat memudahkan temen - temen juga. Meski mungkin temen - temen mungkin punya software lain yang lebih canggih, nggak-papa dong kita share dikit dengan software yang lain hehehe *ups. Langsun...