Assalamu'alaikum...
Marah itu hal yang manusiawi, bahkan orang yang tidak pernah marah perlu dipertanyakan psikologisnya, namun hal ini bukan berarti kita bisa marah-marah kapan saja karena ada banyak sekali manfaat yang kita dapat jika mampu menahan amarah
Seperti...
Begitu istimewanya imbalan yang diberikan bagi orang yang dapat mengendalikan amarahnya, sampai Allah pun mempersilahkan ia untuk memilih bidadari surga yang ia suka.
[caption id="" align="alignnone" width="1143"]
www.angerinstitute.ne[/caption]
Syekh Abdul Ayzis bin Fathi as-Sayyid nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah mengungkapkan hendaknya seorang Muslim memperhatikan adab-adab yang berkaitan dengan amarah. Berikut adab atau cara mengendalikan amarah menurut Islam:
[caption id="" align="alignnone" width="700"]
http://electrofx.com[/caption]
Abu Darda’ RA berkata: Ada seseorang yang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tunjukilah aku sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!" Rasulullah SAW menjawab: "Jangan marah, dan bagimu surga" (HR. Thabrani, lihat Shahih Targhib 3/46).
Jadi, marilah kita berusaha menahan amarah, karenanya merupakan salah satu hal yang dapat membuat kita masuk surga-Nya.
Marah itu hal yang manusiawi, bahkan orang yang tidak pernah marah perlu dipertanyakan psikologisnya, namun hal ini bukan berarti kita bisa marah-marah kapan saja karena ada banyak sekali manfaat yang kita dapat jika mampu menahan amarah
Seperti...
Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki.
HR Ahmad
Begitu istimewanya imbalan yang diberikan bagi orang yang dapat mengendalikan amarahnya, sampai Allah pun mempersilahkan ia untuk memilih bidadari surga yang ia suka.
Lalu, bagaimana caranya mengendalikan amarah?
Cara untuk mengendalikan amarah
[caption id="" align="alignnone" width="1143"]
Syekh Abdul Ayzis bin Fathi as-Sayyid nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah mengungkapkan hendaknya seorang Muslim memperhatikan adab-adab yang berkaitan dengan amarah. Berikut adab atau cara mengendalikan amarah menurut Islam:
- Jangan marah kecuali karena Allah SWT.
Marah karena Allah merupakan sesuatu yang disukai dan mendapatkan pahala. Seorang Muslim yang marah karena hukum Allah diabaikan merupakan contoh amarah karena Allah, misalnya marah ketika menyaksikan perbuatan haram. - Berlemah lembut dan tak marah karena urusan dunia.
Sesungguhnya semua kemarahan itu buruk, kecuali karena Allah SWT. Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada mengingatkan, kemarahan kerap berujung pada pertikaian dan perselisihan yang dapat menjerumuskan manusia ke dalam dosa besar dan dapat pula memutuskan silaturrahim. - Mengingat keagungan dan kekuasaan Allah ketika marah.
Ketika mengingat kebesaran Allah SWT, maka kemarahan bisa diredam. Bahkan, mungkin tak jadi marah sama sekali. Itulah adab paling bermanfaat yang dapat menolong seseorang untuk berlaku santun dan sabar. - Menahan dan meredam amarah jika telah muncul.
Allah SWT menyukai seseorang yang dapat menahan dan meredam amarahnya. Allah SWT berfirman, "...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134). - Berlindung kepada Allah ketika marah. Nabi SAW bersabda,
"Jika seseorang yang marah mengucapkan; ‘A’uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT) niscaya akan reda kemarahannya." (HR Ibu ‘Adi dalam al-Kaamil.) - Diam.
Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah, permudahlah, dan jangan menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (HR Ahmad). Terkadang orang yang sedang marah mengatakan sesuatu yang dapat merusak agamanya, menyalakan api perselisihan dan menambah kedengkian. - Mengubah posisi ketika marah.
Mengubah posisi ketika marah merupakan petunjuk dan perintah Nabi SAW. Nabi SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah ketika berdiri, maka hendaklah ia duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring." (HR Ahmad). - Berwudhu atau mandi.
Menurut Syekh Sayyid Nada, marah adalah api setan yang dapat mengakibatkan mendidihnya darah dan terbakarnya urat syaraf. - Memberi maaf dan bersabar.
Orang yang pemarah sudah selayaknya memberikan ampunan kepada orang yang membuatnya marah. Allah SWT memuji para hamba-Nya "...dan jika mereka marah mereka memberi maaf." (QS Asy-Syuura:37).
Lalu bagaimana jika ditinjau dari segi kesehatan???
Menahan Marah dari Segi Kesehatan:
[caption id="" align="alignnone" width="700"]
- Kemarahan dapat membuat rentan terhadap peradangan dan nyeri otot, pelepasan hormon yang disebut kortisol selama kemarahan diketahui menyebabkan otot untuk melenturkan dan menerima serangan energi dalam beberapa detik. Segingga pada akhirnya, pelepasan berulang Kortisol memiliki efek negatif seperti membuat tubuh rentan terhadap nyeri otot dalam jangka panjang.
- Ketika seseorang marah, maka salah satu bagian syaraf yakni hypotalamic pituitary menjadi hiperaktif. Bagian hormon inilah yang kemudian melepaskan hormon stres yang disbeut kortisol. Semakin banyak kortisol dikeluarkan, tekanan darah pun meningkat sehingga meningkatkan hormon stress.
- Tahukah jika kita sering marah sistem imun kita akan menurun. Nah, jika sistem imun kita menurun otomatis penyakit pun akan lebih mudah menyerang kita.
- Berbagai penyakit pencernaan seperti refluks asam, maag, atau sembelit akan muncul jika kita sering marah. Hal ini dikarenakan kadar asam lambung yang meningkat saat kita marah.
Abu Darda’ RA berkata: Ada seseorang yang datang menemui Rasulullah SAW dan bertanya: "Wahai Rasulullah, tunjukilah aku sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!" Rasulullah SAW menjawab: "Jangan marah, dan bagimu surga" (HR. Thabrani, lihat Shahih Targhib 3/46).
Jadi, marilah kita berusaha menahan amarah, karenanya merupakan salah satu hal yang dapat membuat kita masuk surga-Nya.
Komentar
Posting Komentar