Andai aku bisa bacakan sebait puisi di bawah jendela kamarmu,
Sebait puisi di atas memang terasa indah kalau aku (mungkin) bisa melakukannya (udah kaya Romeo aja, hahaha š)
Memang kalau sudah punya rasa suka, sudah memiliki rasa cinta, rasanya kita bisa menumpahkan kasih sayang dan rasa saling memiliki. Nah, yang jadi masalah tentang episode kali ini adalah keingingan andai kita bisa mencintai sang pujaan hati, penentram jiwa, lalu menabur bahagia dengan sang belahan jiwa. Ah, andai aku bisa mencintaimu... š
Sayangnya āsekedar temanā
Saudaraku, biasanya kalau sudah kenal, sudah tahu segalanya tentang si dia āluar-dalemā, jadi kepingin juga dong mencintainya. Jujur saja, perasaan ini selalu ada, yah mungkin juga nggak., tergantung dengan komitmen awal masing-masing. Untuk menargetkan hanya āsekedar temanā, mungkin saja hubungan lebih lanjut seperti adanya rasa cinta, kayanya menjadi hal yang tabu. Dan kita hanya melihat kondisi ini dalam pergaulan sekarang.
Cinta yang cuma bisa sepihak
Nah, aku ingin bilang bahwa hubungan antara kita dengan lawan jenis meski awalnya adalah sebuah persahabatan, tapi kok lama-lama jadi pengen untuk saling mencintai. Eh, bahasanya jangan ditulis āsaling mencintaiā deh rasanya kurang dramatis yah? Kita buat yang kelewat dramatis dan anti-mainstream ya. Nah, bagaimana kalau kita buat pahit aja dengan ditulis, āaku ingin mencintaimuā. Kenapa? Yang aku maksud di sini cintanya hanya sepihak. Belum tentu juga kan yang sering kita lamunkan, yang sering kita bayangkan sampai kebawa tidur itu, cinta juga sama kita? Belum tentu kan? Betul!!! Heheheš
Sekian dulu intro tema tentang cinta kali ini? Loh, kok sudah selesai aja mas? Masih penasaran bagaimana cara mengungkapkan cinta kita tapi hanya sepihak nih? Tunggu tulisanku berikutnya yah heheheš
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat disampaikan kayu kepada api, yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Sapardi Djoko Damono
Sebait puisi di atas memang terasa indah kalau aku (mungkin) bisa melakukannya (udah kaya Romeo aja, hahaha š)
Memang kalau sudah punya rasa suka, sudah memiliki rasa cinta, rasanya kita bisa menumpahkan kasih sayang dan rasa saling memiliki. Nah, yang jadi masalah tentang episode kali ini adalah keingingan andai kita bisa mencintai sang pujaan hati, penentram jiwa, lalu menabur bahagia dengan sang belahan jiwa. Ah, andai aku bisa mencintaimu... š
Sayangnya āsekedar temanā
Saudaraku, biasanya kalau sudah kenal, sudah tahu segalanya tentang si dia āluar-dalemā, jadi kepingin juga dong mencintainya. Jujur saja, perasaan ini selalu ada, yah mungkin juga nggak., tergantung dengan komitmen awal masing-masing. Untuk menargetkan hanya āsekedar temanā, mungkin saja hubungan lebih lanjut seperti adanya rasa cinta, kayanya menjadi hal yang tabu. Dan kita hanya melihat kondisi ini dalam pergaulan sekarang.
Cinta yang cuma bisa sepihak
Nah, aku ingin bilang bahwa hubungan antara kita dengan lawan jenis meski awalnya adalah sebuah persahabatan, tapi kok lama-lama jadi pengen untuk saling mencintai. Eh, bahasanya jangan ditulis āsaling mencintaiā deh rasanya kurang dramatis yah? Kita buat yang kelewat dramatis dan anti-mainstream ya. Nah, bagaimana kalau kita buat pahit aja dengan ditulis, āaku ingin mencintaimuā. Kenapa? Yang aku maksud di sini cintanya hanya sepihak. Belum tentu juga kan yang sering kita lamunkan, yang sering kita bayangkan sampai kebawa tidur itu, cinta juga sama kita? Belum tentu kan? Betul!!! Heheheš
Sekian dulu intro tema tentang cinta kali ini? Loh, kok sudah selesai aja mas? Masih penasaran bagaimana cara mengungkapkan cinta kita tapi hanya sepihak nih? Tunggu tulisanku berikutnya yah heheheš
Komentar
Posting Komentar