Dear pembaca enkawardana.com, apa sih yang buat kita tertarik kepada lawan jenis? Kok bisa ya? Jantung berdegup kencang, kaki bergetar hebat saat cewek seimut dan selucu Pevita Pearce ngedeketin kita. Tiba – tiba keringat dingin bercucuran nggak lama ketika cowok se-cool Rio Haryanto ngajakin chit – chat ke kita. Eh kok bisa gitu ya? Jangan – jangan emang kita lagi sakit. Walah...
Yang pasti bukan karena kita mengandung magnet lo ya. Kita bisa dikejar pengepul rongsokan karena banyak besi tua nempel di badan kita. He.. he.. he... :-D yang bener, karena secara fitrah diri kita yang udah BT, alias Butuh Tatih Tayang, maksudnya kasih sayang dari Allah swt.
Allah swt. berfirman,
Ya, itu semua karena kebutuhan kita sama, kita akan berusaha mencari belaian kasih sayang dengan orang – orang yang kita cintai. Di aspek inilah bermacam – macam genre bersarang, dari elemen perasaan sentimen sampai melankolis yang dapat memanjakan hati kita. Kita merasa sengang apabila ada orang lain yang memperhatikan diri kita. Bunga – bunga dalam hati kita bermerakaran ketika ada orang yang menyatakan cinta kepada diri kita. Rona wajah kita menjadi bermerah terhias ketika ada seseorang yang membawa sekuntum bunga mawar merah terikat di sekotak coklat batangan. Ada keinginan untuk dicintai dan mencintai; dihargai dan menghargai; serta memberi dan diberi.
[caption id="" align="aligncenter" width="650"]
berkeluarga via vemale.com[/caption]
Perasaan inilah yang merupakan perwujudan dari naluri melestarikan jenis (Gharizatul Na’u) yang Allah sematkan pada diri kita sejak lahir. Sehingga kita termotivasi untuk menjalin hubungan khusus yang dikenal dengan pacaran, hingga mengikat janji setia dalam bingkai pernikahan. Semuanya berproses secara alami tanpa rekayasa. Karena memang cinta itu bukan untuk dipaksakan, tapi dirasakan. Sehingga seorang pujangga bisa bikin kata mutiara untuk meluluhkan hati belahan jiwanya. “Nggak ada tempat yang istimewa di dunia ini, selain berada di sampingmu”.
Yang pasti bukan karena kita mengandung magnet lo ya. Kita bisa dikejar pengepul rongsokan karena banyak besi tua nempel di badan kita. He.. he.. he... :-D yang bener, karena secara fitrah diri kita yang udah BT, alias Butuh Tatih Tayang, maksudnya kasih sayang dari Allah swt.
Allah swt. berfirman,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaiut: wanita – wanita, anak – anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang – binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Ali Imran:14
Kebutuhan kita sama
Ya, itu semua karena kebutuhan kita sama, kita akan berusaha mencari belaian kasih sayang dengan orang – orang yang kita cintai. Di aspek inilah bermacam – macam genre bersarang, dari elemen perasaan sentimen sampai melankolis yang dapat memanjakan hati kita. Kita merasa sengang apabila ada orang lain yang memperhatikan diri kita. Bunga – bunga dalam hati kita bermerakaran ketika ada orang yang menyatakan cinta kepada diri kita. Rona wajah kita menjadi bermerah terhias ketika ada seseorang yang membawa sekuntum bunga mawar merah terikat di sekotak coklat batangan. Ada keinginan untuk dicintai dan mencintai; dihargai dan menghargai; serta memberi dan diberi.
[caption id="" align="aligncenter" width="650"]
Perasaan inilah yang merupakan perwujudan dari naluri melestarikan jenis (Gharizatul Na’u) yang Allah sematkan pada diri kita sejak lahir. Sehingga kita termotivasi untuk menjalin hubungan khusus yang dikenal dengan pacaran, hingga mengikat janji setia dalam bingkai pernikahan. Semuanya berproses secara alami tanpa rekayasa. Karena memang cinta itu bukan untuk dipaksakan, tapi dirasakan. Sehingga seorang pujangga bisa bikin kata mutiara untuk meluluhkan hati belahan jiwanya. “Nggak ada tempat yang istimewa di dunia ini, selain berada di sampingmu”.
Komentar
Posting Komentar