Makin hari makin bulan, pergaulan dalam remaja menjadi suatu kebutuhan. Entah itu dari jalan offline maupun online. Sebagai remaja masa kini, informasi sesuatu yang penting dan biar nggak ketinggalan informasi -gitu katanya-. Di rumah, di sekolah, kampus, pusat pembelanjaan, toko buku, tempat kursus, atau di playground pasti ada saja remaja – remaja yang lagi ketawa – ketiwi atau hanya sekedar jalan – jalan sekalian shopping-in sesuatu. Pola pergaulan masa kini pun mulau berubah, kalau dulu aku -anak 90’s- yang waktu SD dulu suka pilih – pilih yang sejenis, kalau sekarang suka milih yang berbeda jenis. Katanya sih, biar asyik, gitu...
Sekarang, mereka lebih cuek bebek dalam berinteraksi dengan temennya, apalagi kalau temennya tersebut berstatus “macan” alias makhluk cantik. Wih, kalau sudah ngumpul, kadang suka lupa ngebongkar gosip dan isu isu masa kini dan saling bertukar informasi yang diselingi haha-hihi. Kalau sudah akrab, informasi yang sifatnya pribadi, sering keluar masuk telinga tanpa kendali. Mulai dari masalah keluarga, sekolah, perilaku temen hingga perilaku temennya temen. Memang sih, ngomongnya juga nggak ke semua orang, tapi ke satu orang aja, di antara banyak temen :D . Dari sini memang benar apa kata om Henry W. Longfellow yang mengatakan, “Kasih memberikan dirinya sendiri, bukan karena dibeli”. Betul nggak tuh?...
Pernah dengar pepatah Jawa yang bilang witing trisno jalaran soko kulino? Pasti pernah dengar dong.. atau bahkan sering yaa.. Kalau di-Indonesiakan secara kasar sih, rasa suka lahir karena sering ketemu. Dan ternyata pepatah ini emang benar adanya. Gak percaya? Gini.. Menurutku sih bukan manusia, kalau berinteraksi -yang secara khusus- di antara mereka berjalan biasa – biasa saja. Niat awalnya sih teman dalam berbagi suka dan suka eh duka juga. Tapi lama – kelamaan kan pasti ada rasa empati, simpati, as, sampai perhatian yang berlebihan meskipun hanya sekedar teman. Catet! Sekedar teman!. Berselangnya waktu rasa suka bin cinta tiba – tiba datang tanpa undangan. Dan akhirnya -you know lah- jadian. Wih, sudah kaya film “Kuch Kuch Hota Hai” aja yah.. ciyeee
Jadi apa yang membuat ini bisa terjadi? Pertemuan yang intensif di antara kalian lah yang membuat benih – benih itu tersemai dengan bebas. Prosesnya secara natural aja, tiba tiba virus merah jambu itu meradang begitu saja.
Perubahan yang mudah ditebak sih biasanya pada makhluk yang sering salah, yup benar, cowok. Jantung kita sering dibikin berdetak lebih cepat saat berada di sampingnya. Adrenalin menjadi terpacu ketika melihat senyumnya. Hingga pada akhirnya, paras cantiknya memenuhi benak kita. Parahnya, gambar diri seorang Raisa-pun dapat tergantikan oleh wajah imut gebetan di setiap mimpi kita. Setiap tutur katanya menjadi lemah lembut di telinga kita. Perilaku yang menantu idaman banget bahkan cacat cela. Bahkan suara (maaf) kentut-nya pun terdengar seperti lagu yang bertengger di paling atas chart billboard.
Nggak usah heran kalau kita tiba- tiba di bikin paranoid jika sudah terkena panah asmara. Kadang akal sehatpun dibikin nggak berkutik oleh daya yang dimiliki rasa itu. Kita mendadak dibikin was – was ketika melihat doi dekat sama teman kita meskipun itu hanya sekedar ngobrol di warung kopi sama teman kita. Padahal sih biasanya kita cuek. Takut aja gitu kalau doi keburu disamber orang lain (ayam kalee disamber). Mau ngelarang, nyadar kalau Cuma teman. Meski terbilang dekat, tetap aja judulnya masih sama sekedar teman. Mau nemenin terus, eh jadi cemburu sendiri sama kucing peliharaannya. Lantas musti gimana dong?
Suarakan solusimu tentang ini lewat posting komentarmu di kolom di bawah ini yaa...
Sekarang, mereka lebih cuek bebek dalam berinteraksi dengan temennya, apalagi kalau temennya tersebut berstatus “macan” alias makhluk cantik. Wih, kalau sudah ngumpul, kadang suka lupa ngebongkar gosip dan isu isu masa kini dan saling bertukar informasi yang diselingi haha-hihi. Kalau sudah akrab, informasi yang sifatnya pribadi, sering keluar masuk telinga tanpa kendali. Mulai dari masalah keluarga, sekolah, perilaku temen hingga perilaku temennya temen. Memang sih, ngomongnya juga nggak ke semua orang, tapi ke satu orang aja, di antara banyak temen :D . Dari sini memang benar apa kata om Henry W. Longfellow yang mengatakan, “Kasih memberikan dirinya sendiri, bukan karena dibeli”. Betul nggak tuh?...
Pernah dengar pepatah Jawa yang bilang witing trisno jalaran soko kulino? Pasti pernah dengar dong.. atau bahkan sering yaa.. Kalau di-Indonesiakan secara kasar sih, rasa suka lahir karena sering ketemu. Dan ternyata pepatah ini emang benar adanya. Gak percaya? Gini.. Menurutku sih bukan manusia, kalau berinteraksi -yang secara khusus- di antara mereka berjalan biasa – biasa saja. Niat awalnya sih teman dalam berbagi suka dan suka eh duka juga. Tapi lama – kelamaan kan pasti ada rasa empati, simpati, as, sampai perhatian yang berlebihan meskipun hanya sekedar teman. Catet! Sekedar teman!. Berselangnya waktu rasa suka bin cinta tiba – tiba datang tanpa undangan. Dan akhirnya -you know lah- jadian. Wih, sudah kaya film “Kuch Kuch Hota Hai” aja yah.. ciyeee
Jadi apa yang membuat ini bisa terjadi? Pertemuan yang intensif di antara kalian lah yang membuat benih – benih itu tersemai dengan bebas. Prosesnya secara natural aja, tiba tiba virus merah jambu itu meradang begitu saja.
Perubahan yang mudah ditebak sih biasanya pada makhluk yang sering salah, yup benar, cowok. Jantung kita sering dibikin berdetak lebih cepat saat berada di sampingnya. Adrenalin menjadi terpacu ketika melihat senyumnya. Hingga pada akhirnya, paras cantiknya memenuhi benak kita. Parahnya, gambar diri seorang Raisa-pun dapat tergantikan oleh wajah imut gebetan di setiap mimpi kita. Setiap tutur katanya menjadi lemah lembut di telinga kita. Perilaku yang menantu idaman banget bahkan cacat cela. Bahkan suara (maaf) kentut-nya pun terdengar seperti lagu yang bertengger di paling atas chart billboard.
Nggak usah heran kalau kita tiba- tiba di bikin paranoid jika sudah terkena panah asmara. Kadang akal sehatpun dibikin nggak berkutik oleh daya yang dimiliki rasa itu. Kita mendadak dibikin was – was ketika melihat doi dekat sama teman kita meskipun itu hanya sekedar ngobrol di warung kopi sama teman kita. Padahal sih biasanya kita cuek. Takut aja gitu kalau doi keburu disamber orang lain (ayam kalee disamber). Mau ngelarang, nyadar kalau Cuma teman. Meski terbilang dekat, tetap aja judulnya masih sama sekedar teman. Mau nemenin terus, eh jadi cemburu sendiri sama kucing peliharaannya. Lantas musti gimana dong?
Suarakan solusimu tentang ini lewat posting komentarmu di kolom di bawah ini yaa...
Komentar
Posting Komentar