Emang Apa Enaknya Pacaran?

Sahabat enkawardana.com yang bahagia hatinya, kita udah tau kan mengapa kegiatan pacaran itu dapat mengancam diri kita, maka melalui Nabi Muhammad saw., Allah menurunkan agama Islam untuk menyehatkan aktivitas ini.

Islam nggak kenal pacaran


Dalam Islam, istilah pacaran sebelum akad itu tidak dikenal. Sebagai bukti, Rasulullah tidak pernah pacaran selama hidupnya. Kalau ga percaya, silahkan deh cek buku-buku sejarah atau cerita para nabi yang memuat kisah hidup beliau. Nggak ada kan ceritanya nabi lagi kencan sambil makan kurma bersama Siti Khadijah ataupun lagi mojok di pantai sama Siti Aisyah. Beliau mengekspresikan cintanya lewat jalan yang halal serta legal di mata Allah dan masyarakat dunia lewat indahnya pigura pernikahan. Istilah kerennya sih, no married no date.

Andai kata kamu memaksakan kehendak pacaran sebelum merit, kamu akan terinfeksi kuman-kuman berbahaya yang dapat menyebabkan kamu terjerumus dalam dosa. Meskipun kamu niat pacarannya untuk mengenal lebih dalam dengan si doi dan doi-nya emang ingin kamu persiapkan untuk mengarungi bahtera rumah tangga, tetep aja nggak bakal lulus sensor oleh Yang Maha Cinta.

Mungkin kamu mengelak dengan,
"kita pacaran masih normal-normal aja kok, ga sampai zina".

Jika kamu memikirkan doi terlalu dalam, itu sudah zina pikiran dan perasaan bro... hasrat yang mulai kamu rasakan akan diawali dengan pegangan tangan, sekedar ciuman sampai aksi smack down karena nafsu yang sudah merangsang badan. Yang seperti ini nih yang Allah ingin untuk kamu menjauhinya.

Allah lewat firmannya, "Dan janganlah kamj mendekati zina; sesungguhnha zina itu adalah sesuatu perbuatab yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". (Q.S. Al-Israa:32).
"Siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janhan ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, sebab bila demikian setanlah yanh menjadi pihak ketiganya".
(HR Ahmad)

Nah.. Lewat hadist di atas Rasulullah mengingatkan dalam bergaul secara bebas dengan lawan jenis. Boleh kita memasuki pergaulan bebas asal tidak kelewat batas.
Bukan maksud aku melarang teman-teman pembaca untuk tidak bergaul dengan lawan jenis, kita masih tetap bisa kok berhubungan dengan lawan jenis kita jika memang diharuskan untuk terjadi adanya interaksi. Contohnya, seperti guru dan murid, penjual dan pembeli, ataupun antara dokter dan pasien. Selain itu? Pikir-pikir dulu aja ya...





Nah.. Sekian dulu pada kesempatan kali ini. Jika kamu setuju dengan pendapat aku di atas, boleh lah temab teman komen dan share cerita di atas. Jika teman trman tak setuju boleh marahin aku lewat komentar di bawah. Cheers 😆

Komentar

Lihat Juga Nih